.: Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :.

Jumat, 04 Oktober 2013

47 Sekolah Menengah Kejuruan Ikuti Expo Produk SMK se Kab.Blora di Cepu

LIHAT PAMERAN : Rombongan anak-anak SMP dan SMA sederajat tampak keluar masuk area stand pameran (expo) produk SMK se Kab.Blora siang tadi di Lapangan Tuk Buntung Cepu. (foto : rs-infoblora)
BLORA. Selam dua hari, tanggal 1 - 2 Oktober 2013 Pemkab.Blora melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) menggelar Pameran Expo Produk SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) se Kabupaten Blora yang berlokasi di Lapangan Tuk Buntung Kecamatan Cepu.

Meskipun stand pameran telah siap dan dibuka sejak pagi, namun pembukaan pameran baru  dilakukan Selasa sore (1/10) sekitar pukul 15.00 WIB. Pembukaan diawali dengan sambutan ketua panitia, dalam hal ini Kepala Dindikpora Blora, Ahmad Wardoyo.

Dalam sambutannya, ia mengatakan bahwa pameran ini diikuti oleh 47 SMK baik negeri maupun swasta se Kabupaten Blora dengan menampilkan produk - produk unggulan dari setiap sekolah.

"Perkembangan SMK di Kabupaten Blora beberapa tahun terakhir ini cukup baik, bahkan pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyak berdirinya SMK swasta di Blora. Secara keseluruhan di Kabupaten Blora terdapat 51 SMK yang terdiri dari 4 SMK berstatus negeri dan 47 SMK berstatus swasta. Ini membuktikan tingginya peran swasta (masyarakat-red) dalam memajukan pendidikan kejuruan di Kabupaten Blora," kata Wardoyo.

Wakil Bupati Blora, H.Abu Nafi SH menekan tombol peresmian deklarasi Blora sebagai Kabupaten Vokasi bersamaan dengan pembukaan Expo Produk SMK di Lapangan Tuk Buntung Cepu sore tadi (1/10). [ foto : rs-infoblora ]
Kabupaten Vokasi
Selain ajang pameran produk-produk unggulan SMK se Kabupaten Blora. Sore tadi juga dideklarasikan bahwa Blora merupakan Kabupaten Vokasi. Deklarasi dibacakan langsung dan diresmikan oleh Wakil Bupati Blora, H.Abu Nafi, SH.

Pencanangan atau deklarasi Blora sebagai Kabupaten Vokasi adalah menindaklanjuti tentang penetapan Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi vokasi yang dilakukan pada 12 April 2008 lalu. Sampai tahun 2013 ini di Jawa Tengah sudah ada 26 kabupaten/kota yang mendeklarasikan sebagai kabupaten/kota vokasi.

Dengan deklarasi Blora sebagai kabupaten vokasi, harapannya semoga SMK sebagai lembaga pendidikan yang mencetak generasi siap kerja bisa semakin meningkatkan manajemen mutu dan kualitas, bukan hanya kuantitasnya yang bertambah, serta mempermudah akses lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran dan utamanya mendorong sektor wirausaha. (rs-infoblora 1/10/2013)

Warga Ds.Sumber Kec.Kradenan Tolak Eksploitasi Air Bawah Tanah Untuk PPGJ

Protes warga Ds.Sumber yang dipasang di pohon pinggir jalan Kutukan-Menden.
(foto : rs-infoblora)
BLORA. Setelah melakukan aksi demo besar di desanya, puluhan warga Desa Sumber, Kecamatan Keradenan, Blora, Selasa (1/10) menggeruduk masuk kota untuk berunjuk rasa di depan kantor Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Blora. Pengunjuk rasa itu mengatas namakan Elemen Serikat Petani dan LSM Gerakan Rakyat Menggugat (Geram).

Dalam aksinya, mereka memulai unjuk rasa dari kantor DPRD. Mereka jengkel karena tidak ada wakil rakyat yang menemui, lantas menggelar aksi di depan kantor ESDM Blora, menuntut agar pengeboran air bawah tanah di desanya, untuk Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) yang dilakukan PT Pertamina, segera dihentikan.

Menurut wakil petani Desa Sumber, Sukirno, bahwa warga tidak ingin di desanya dijadikan obyek eksploitasi air bawah tanah. "Hidup kami dari bertani, kami kekurangan air untuk mengairi tanaman di sawah, maka eksploitasi air bawah tanah dengan tegas kami tolak," tandasnya.

Dalam aksi itu, Kepala ESDM Setyo Edy mengatakan, sejauh ini prosedur Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) yang dilakukan PT Pertamina, yakni BUMN tersebut telah menepati prosedur yang berlaku.

Masuk CAT

Tidak hanya itu, lanjut Edy, PPGJ-PT Pertamina telah mengantongi surat persetujuan dari ESDM Blora, jadi semuanya sudah prosedural. "Jadi Pemkab tidak dapat menolak, karena mereka sudah memenuhi prosedur," katanya dihadapan sekitar 35 warga pendemo.

Masih menurut Setyo Edy, bahwa daerah tersebut termasuk cekungan air tanah (CAT) lintas provinsi. Data soal ini sudah dilakukan sejumlah analisis oleh Pemerintah Pusat, maka keluarlah izin untuk PPGJ keluar, tambahnya lagi.

Terkait PPGJ itu, Pemkab (ESDM) mengaku telah memfasilitasi dalam bentuk rekomendasi teknis, karena pemberian rekomendasi sudahdiatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 7 tahun 2004 tentang sumber daya air (SDA). ■ K9-Tj (Wawasan edisi 2/10 | Ms-infoblora)

Perajin Batik Blora Gelar Fashion Show Batik Blora On The Street

Peserta Batik Blora on the Street sedang melenggak-lenggok di Jl.Pemuda sebagai rute parade, Rabu sore (2/10). Sontak membuat warga yang lewat menghentikan kendaraannya untuk ikut menyaksikan. (foto : rs-infoblora)
BLORA. Memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2013, kali ini Paguyuban Perajin Batik Jatiwangi Kabupaten Blora menggelar fashion show bertajuk Blora Batik on the Street yang digelar di Jalan Pemuda Kota Blora, Rabu sore (2/10).
Puluhan model cantik berjalan melenggak-lenggok sepanjang jalan dengan mengenakan kostum batik khas Blora yang telah didesign sedemikian rupa oleh para designer lokal Blora. Tak ayal membuat arus lalu lintas di jalan utama Kota Blora tersebut tersendat.
Banyak warga yang menyempatkan berhenti untuk sekedar menyaksikan gelaran yang baru pertama kali diadakan di Blora ini. Beberapa komunitas fotografer juga memanfaatkan moment ini untuk mendokumentasikan beberapa model yang ikut memamerkan batik dengan motif khas Blora.

“Ini baru pertama kali saya lihat ada di Blora mas, sungguh perkembangan yang bagus untuk batik Blora. Semoga kedepan batik Blora bisa semakin dikenal karena selama ini kebanyakan yang mengenakan batik khas Blora ini hanya anak sekolah dan pegawai saja,” kata Tio salah satu pengendara motor yang melintas di Jalan Pemuda.
Peserta Batik Blora on the Street foto bersama di depan Gedung Dekranasda
Batik  Blora on the Street mulai sekitar pukul 17.00 WIB dengan penampilan seni barongan tepat di pertigaan Alun-alun sebelah timur yang merupakan awal start fashion show. Penampilan pertama adalah kostum batik Blora dengan tema replika pohon jati karya designer Mbak Iik Embargo. Kemudian dilanjutkan puluhan muda mudi yang mengikuti dibelakangnya.

Sesampainya di depan Gedung Dekranasda Kab.Blora, peserta Batik Blora on the Street kumpul dan mempersilahkan para fotografer untuk mengambil gambar. Event ini juga diikuti Kakang Mbakyu Duta Wisata Kab.Blora yang beru terpilih Sabtu malam lalu, Kakang Irfana dan Mbakyu Annisa.

Selain untuk memperingati Hari Batik Nasional, diselenggrakannya event ini juga untuk mempromosikan potensi Batik Blora kepada masyarakat umum bahwa Kabupaten Blora punya batik sendiri yang tentunya dengan motif batik khas seperti motif bonggol jati, motif daun jati, motif sumur angguk, motif sate, motif barongan dll. Di Kabupaten Blora kerajinan batik telah berkembang baik, perajinnya pun menyebar mulai Kec.Kunduran sampai di Kec.Cepu ada. 
Meskipun batik baru berkembang di Blora sekitar 6 tahun, tapi sudah mampu berprestasi. Bulan lalu batik Blora mampu meraih juara empat (harapan satu) se Jawa Tengah dalam ajang Dekranasda Carnival yang digelar di Semarang. Ini bukti bahwa Blora punya potensi yang bisa dan patut dibanggakan. (rs-infoblora)

Sabtu, 03 Agustus 2013

Tunjangan Kesra dan Sertifikasi PAUD, SD, TK/RA Kab. BLORA Cair Setelah Lebaran

Harapan bagi para guru honorer yang mengajar di SD, TK hingga Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) untuk segera menerima tunjangan kesejahteraan sebelum Hari Raya Idul Fitri baik dari dana APBD Propinsi dan APBD Kabupaten tidak terwujud, pasalnya Tunjangan Kesra tersebut baru akan bisa dicairkan setelah Idul Fitri atau setelah liburan sekolah nanti.
"Sebenarnya untuk Tunjangan Kesra dari APBD Kabupaten sudah siap namun karena ada sedikit kendala jadi baru bisa di bagikan setelah lebaran," kata Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) Sunaryo.
Menurutnya hal yang juga berlaku untuk Tunjangan Kesra yang bersumber dari APBD Propinsi akan cair setelah lebaran. Untuk Kesra dari Propinsi lanjutnya semua berkas persyaratan sudah siap dan selesai, hanya menunggu Biro Keuangan Propinsi mentransfer di rekening kas daerah. Setelah ada di rekening kas daerah baru dana itu bisa dicairkan kepada para guru yang mendapatkan tunjangan kesra dari APBD Propinsi.
Sunaryo menambahkan bahwa, Tunjangan Kesra bagi guru memang ada dua yaitu dari APBD Propinsi dan APBD Kabupaten. Bagi yang mendapatkan tunjangan kesra APBD Propinsi maka yang bersangkutan tidak akan mendapatkan Kesra dari APBD Kabupaten. Sehingga guru yang belum PNS bisa menerima tunjangan kesra semua.
Sementara itu untuk tunjangan sertifikasi guru, juga akan cair pada bulan agustus ini, namun apakah bisa sebelum lebaran atau sesudahnya, tidak bisa memastikan karena dana langsung ditransfer melalui rekening masing-masing guru.
"Tunjangan Sertifikasi tri wulan kedua akan cair bulan ini, silahkan dicek direkening masing-masing," jelasnya.

Selasa, 30 Juli 2013

Prinsip-prinsip Pembelajaran di TK/RA

 Dalam melaksanakan pembelajaran di TK/RA perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
      1.  Berorientasi pada Perkembangan Anak
      Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
  2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
      Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.
 3.  Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
      Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK/RA. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.
  4. Stimulasi Terpadu
Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.
Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek:
·   Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar disertai dengan do’a sebelum dan sesudahnya
·   Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri
·   Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan
·   Kognitif : mengerti manfaat makan
·   Motorik : mulai belajar memegang sendok

5.  Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
  6. Menggunakan Pendekatan Tematik
      Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat.
7.  Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkiTK/RAan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
8.  Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaaTK/RAan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.
9.  Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya.
  10. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaaTK/RAan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar. 
menunggu privat IQRO
  11. Pembelajaran bersifat demokratis
Proses pembelajaran di TK/RA memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab. 

SILABUS DAN MODEL PEMBELAJARAN DI TK/RA



KONSEP DAN CONTOH PENGEMBANGAN
SILABUS DAN MODEL PEMBELAJARAN DI TK/RA
1.  Pengertian
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian Kompetensi Dasar.
Silabus pembelajaran di TK dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.
        2. Pengembangan Silabus

 a. Perencanaan Semester

Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang dipetakan berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema, dan sebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
Langkah-langkah pengembangan program semester, sebagai berikut:
·   Mempelajari dokumen Kurikulum, yakni  dan standar perkembangan dasar.
·   Menentukan tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester.
·   Membuat “Matriks Hubungan Kompetensi Dasar dengan Tema”. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan/atau indikator ke dalam jaringan tema.
·   Menetapkan pemetaan jaringan tema dengan memperhatikan keleluasaan cakupan pembahasan tema dan sub-sub tema serta minggu efektif sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan.
Berikut ini disajikan contoh tema dan alokasi waktu
Tema Semester 1
NO.
Tema
Perkiraan Waktu*
1
Diri Sendiri
3 minggu
2
Lingkunganku
4 minggu
3
Kebutuhanku
4 minggu
4
Binatang
3 minggu
5
Tanaman
3 minggu
JUMLAH
17 minggu
Tema Semester 2
No.
Tema
Alokasi Waktu
1
Rekreasi
4 minggu
2
Pekerjaan
3 minggu
3
Air, udara, dan api
2 minggu
4
Alat komunikasi
2 minggu
5
Tanah airku
3 minggu
6
Alam semesta
3 minggu
JUMLAH
17 minggu
Catatan:
Antara minggu ke-8 dan ke-9 pada semester I dan II diadakan kegiatan tengah semester selama 4 hari, misalnya kegiatan pekan olah raga dan seni (Porseni), karyawisata/rekreasi, lomba kreatifitas, bazaar, dan kegiatan lainnya.
Kegiatan tengah semester ini dimaksudkan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreatifitas peserta didik dalam rangka pengembangan pendidikan anak seutuhnya.
Contoh perencanaan semester dapat dilihat pada lampiran 1a dan 1b.
B.  Perencanaan Mingguan
Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema.
Perencanaan mingguan dapat disusun dalam bentuk, antara lain satuan kegiatan mingguan (SKM) model pembelajaran kelompok dan satuan kegiatan mingguan  (SKM)  model pembelajaran berdasar minat.
1. SKM model pembelajaran kelompok
a.       Komponen SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut:
·         Tema dan sub tema.
·         Alokasi waktu.
·         Aspek pengembangan.
·         Kegiatan per aspek pengembangan.
b.      Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut:
·         Menjabarkan tema dan merinci subtema.
·         Membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·         Menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan pada bidang pengembangan dalam program semester.
Contoh SKM model pembelajaran kelompok dapat dilihat pada lampiran 2a dan 2b.
2. SKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan
a.  Komponen SKM model pembelajaran dengan sudut adalah sebagai berikut:
·         Tema dan sub tema.
·         Alokasi waktu.
·         Aspek pengembangan.
·         Kegiatan per aspek pengembangan.
b.      Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan adalah sebagai berikut:
·         menjabarkan tema dan merinci subtema.
·         membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·         menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area
Contoh SKM model pembelajaran dengan sudut kegiatan dapat dilihat pada lampiran 3a dan 3b.
   3.     SKM model pembelajaran dengan area
a. Komponen SKM model pembelajaran dengan area adalah sebagai berikut:
·         Tema dan sub tema.
·         Alokasi waktu.
·         Aspek pengembangan.
·         Kegiatan per aspek pengembangan.
b. Langkah-langkah pengembangan SKM model pembelajaran dengan area adalah sebagai berikut:
·         menjabarkan tema dan merinci subtema.
·         membuat matrik hubungan antara tema, subtema dengan kegiatan.
·         menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan dan dimasukkan dalam area
Contoh SKM model pembelajaran dengan area dapat dilihat pada lampiran 4a dan 4b.
B.     Perencanaan Harian
Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain, misalnya berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.
Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individual/ kelompok.
Istirahat/Makan  merupakan kegiatan yang digunakan untuk  mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, misalnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan sesudah makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan  bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini disesuaikan dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu kemudian makan.
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat diberikan pada kegiatan akhir, misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.
Satuan kegiatan harian (SKH) dapat disusun dalam bentuk, antara lain SKH model pembelajaran kelompok, SKH pembelajaran berdasarkan minat dengan sudut kegiatan, dan SKH pembelajaran berdasarkan minat dengan area.
  
1.  SKH model pembelajaran kelompok
           a.Komponen SKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut:
·         Hari, tanggal, waktu.
·         Indikator.
·         Kegiatan pembelajaran.
·         Alat/sumber belajar.
·         Penilaian perkembangan peserta didik.
b.   Langkah-langkah penyusunan SKH model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut:
·         Memilih kegiatan yang sesuai dalam SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan indikator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan.
·         Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam SKH.
·         Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
·         Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·         Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·         Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indikator.
Contoh SKH model pembelajaran kelompok dapat dilihat pada lampiran 5a dan 5b.
2.  SKH model pembelajaran dengan sudut kegiatan
   
a.    Komponen SKH model pembelajaran dengan sudut kegiatan sebagai berikut:
·         Hari, tanggal, waktu.
·         Indikator.
·         Kegiatan pembelajaran.
·         Alat/sumber belajar.
·         Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.
b.   Langkah-langkah penyusunan SKH dengan sudut  sebagai berikut:
·         Memilih dan menata kegiatan ke dalam SKH.
·         Memilah kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
·         Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajarn disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
·         Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·         Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·         Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.
Contoh SKH model pembelajaran dengan sudut dapat dilihat pada lampiran 6a dan 6b.
3.  SKH model pembelajaran dengan area
   
a.    Komponen SKH model pembelajaran dengan area sebagai berikut:
·         Hari, tanggal, waktu.
·         Indikator.
·         Kegiatan pembelajaran.
·         Alat/sumber belajar.
·         Alat dan hasil penilaian perkembangan anak didik.
b.   Langkah-langkah penyusunan SKH dengan area sebagai berikut:
·         Memilih kegiatan yang sesuai dengan SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan Indikator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan.
·         Merumuskan  kegiatan yang sesuai untuk mencapai indikator yang dipilih dalam SKH.
·         Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajarn disesuaikan dengan minat (area) yang akan dilaksanakan.
·         Memilih kegiatan dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembeajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
·         Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih.
·         Memiih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
·         Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian hasil belajar atau indikator.
Contoh SKH model pembelajaran dengan area dapat dilihat pada lampiran 7a dan 7b.
Selain ketiga model pembelajaran di atas, guru dapat mengembangkan model SKM dan SKH lain sesuai dengan kemampuan TK masing-masing.



 

Lampiran 1b
 
CONTOH SKH MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK
UNTUK KELOMPOK B
 
SATUAN KEGIATAN HARIAN
KELOMPOK                          : B
SEMESTER/MINGGU          : I/1
TEMA/SUB TEMA                : DIRI SENDIRI/MENGENAL DIRIKU
HARI, TANGGAL                : SENIN, 26 JULI 2009
WAKTU                                 : 07.30 – 10.15
INDIKATOR
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
ALAT/SUMBER BELAJAR
PENILAIAN
PERKEMBANGAN ANAK
Alat
Hasil
-  Mentaati peraturan yang ada (P)
-  Menyebutkan nama diri, nama orang tua, jenis kelamin, dan alamat rumah dengan lengkap (B)
-  Berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas titian, berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (FM)
-   Mencoba dan mengamati macam-macam rasa (K)
-  Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna, krayon, arang, dan bahan-bahan alam) (S)
-  Meniru membuat garis tengah, datar, miring, lengkung, dan lingkaran (FM)
-  Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 20 (K)
-  Bertepuk tangan dengan 3 pola (S)
Upacara bendera ± 15 menit
I. KEGIATAN AWAL  ± 30 MENIT
( KLASIKAL )
-  Bernyanyi, berdoa, salam
-  Memperkenalkan diri sendiri
-    Pemberian tugas berjalan maju pada garis lurus
II. KEGIATAN INTI  ± 60 MENIT
    ( INDIVIDUAL/KELOMPOK )
-    Eksperimen membuat teh manis
-  Menggambar bebas dengan krayon
-  Pemberian tugas meniru membuat garis lengkung
III. ISTIRAHAT/MAKAN ± 30 MENIT
-  Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
-  Bermain
IV. KEGIATAN AKHIR  ± 30 MENIT
( KLASIKAL )
-  Pemberian tugas  menyebutkan urutan bilangan 1—10
-  Pemberian tugas bertepuk tangan dengan 3 pola
-  Berdiskusi kegiatan hari ini
-  Menyanyi, berdoa, pulang
Tiang bendera dan bendera
Anak (peraga langsung)
Tali
Air, teh, gula, cangkir, sendok
Buku gambar, krayon
Buku tulis, pensil
Air, serbet, bekal anak, alat bermain di luar kelas
Lambang bilangan 1-10
Observasi
Observasi
Percakapan
Unjuk kerja
Penugasan dan observasi
Hasil karya
Hasil Karya
Observasi
Penugasan
Unjuk kerja
Observasi
                                                                                                                                                                        Jakarta, .....................................
Mengetahui Kepala TK,                                                                                                                                  Guru Kelas,
-------------------------------------                                                                                                              ----------------------------------------------


 Contoh penataan  ruang kelas model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman